GubernurDKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun memberikan komentarnya terkait banjir yang melanda sejumlah titik di Ibukota beberapa waktu yang lalu. Gubernur petahana yang saat ini sedang banyak menjadi sorotan menuturkan bahwa banjir yang melanda di sejumlah kawasan Jakarta, khususnya Kelurahan Cipinang Melayu terjadi karena
Curah hujan pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, termasuk yang paling ekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu. Banjir yang dipicu hujan besar menenggelamkan sebagian ibukota negara dan kota-kota penyangga sekitarnya. Sampai hari ini, lebih dari 50 orang tewas dan lebih dari 170 ribu orang menjadi pengungsi dadakan karena rumah mereka tersapu air bah. Sudah banyak penelitian dan kajian untuk menanggulangi banjir Jabodetabek. Baik pemerintah pusat dan daerah telah memproduksi dokumen perencanaan, tata ruang, master plan dan program. Namun hanya sedikit dari rencana-rencana tersebut sedikit yang sudah benar-benar terlaksana. Implementasi rencana penanggulangan banjir masih parsial, jangka pendek, dan belum terintegrasi. Dengan semakin bertambah parahnya cuaca ekstrem akibat efek perubahan iklim seluruh tingkat pemerintahan perlu mengeluarkan kebijakan radikal bekerja sama dengan masyarakat, swasta, LSM dan lembaga serta masyarakat internasional. Penyebab banjir Eksploitasi air tanah yang berlebihan di Jakarta menyebabkan ibu kota negara ini terus tenggelam, dengan rata rata-rata laju penurunan tanah sekitar 3-18 cm per tahun . Kondisi ini bertambah memburuk di Jakarta Utara yang berbatasan dengan laut. Tinggi permukaan tanah di wilayah ini 1,5 meter lebih rendah dari permukaan air laut sebagai dampak perubahan iklim. Akibatnya aliran air dari hulu Bogor dan Depok pun tidak dapat terbuang ke laut. Selain penurunan permukaan tanah, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Saluran dan tangkapan air waduk, sungai, kanal banjir, drainase dan ruang terbuka hijau yang ada kapasitasnya kurang untuk menampung volume air yang besar akibat curah hujan yang ekstrem. Aliran dan sempadan sungai menyempit karena sebagian sungai di Jabodetabek mengalami pendangkalan. Beberapa daerah resapan dan waduk juga kurang maksimal karena berubah fungsi. Selain itu saluran-saluran air yang ada tersumbat sampah akibat manajemen sampah yang buruk. DKI Jakarta memproduksi sampah kurang lebih 7,500 ton per hari atau 2,7 juta ton per tahun. Jumlah itu belum termasuk 300-400 ton sampah yang dibuang oleh penduduk ke sungai terutama pada saat musim hujan. Genangan air juga disebabkan oleh isu lama, yaitu tertutupnya permukaan tanah yang dilapis beton atau material yang menahan air untuk meresap dalam tanah. Pertumbuhan penduduk dan ekonomi, pembangunan infrastruktur yang massif serta urbanisasi menyebabkan okupasi lahan semakin sempit. Menurut data Badan Pusat Statisik penduduk Jakarta terus tumbuh, pada 2018 mencapai 10,46 juta jiwa. Hal ini menyebabkan lahan Jakarta terus berkurang. Pada 2014, sekitar 83% dari 674km2 wilayah Jakarta telah terpakai, menurut riset Mathias Garschagen dan koleganya 2008 . Jadi wajar daya dukung kota terus menurun. Kebijakan radikal mitigasi bencana banjir Untuk mengelola dan mengurangi aliran air yang berlebihan dari hulu Bogor dan Depok, maka pemerintah pusat perlu mendukung Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta dalam program-program penanggulangan banjir mereka. Selain revitalisasi hutan dan pembatasan pendirian bangunan di kawasan Puncak dan Bogor, penyelesaian waduk Ciawi dan Sukamahi untuk mengurangi air di sungai-sungai besar sangat mendesak. Dengan tren curah hujan yang terus tinggi, wilayah-wilayah ini perlu memiliki aliran dan penampungan air yang memadai. Dengan istilah apa pun, entah normalisasi, naturalisasi, atau revitalisasi pemerintah perlu mengembalikan fungsi sungai. Pemeliharaan dan pengerukan harus menjadi prioritas dan program wajib dan rutin pemerintah. Kebijakan yang segera perlu dipercepat adalah realisasi pengelolaan sampah yang terintegrasi dan modern. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah masih menggunakan konsep lama. Misalnya mulai dari pemilahan dan pembuangan masih konvensional. Untuk pembuangan, masih mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah di Bantar Gerbang. Padahal kapasitas TPA ini sudah tidak bisa diandalkan. Kota sebesar dan sekaya DKI Jakarta mestinya sudah harus memiliki pengolahan sampah sendiri seperti ITF Intermediate Treatment Facilities. Meskipun ITF ini juga sudah dimulai, tak kalah pentingnya mengubah cara berpikir masyarakat dengan membangun pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang menghasilkan kompos, re-use, dan produk lainnya. Begitu juga dengan sistem pemilahan dan pengumpulan sampah dari rumah tangga ke tempat fasilitas pengolahan. Dengan terus turunnya permukaan tanah dan meningginya permukaan air laut salah satu caranya adalah dengan membangun dam raksasa di sepanjang wilayah Jakarta Utara. Proyek National Capital Integrated Coastal Development Masterplan NCICD yang sudah direncanakan tahun 2011 dan sekarang redup karena efek isu reklamasi Jakarta perlu segera dibahas lagi oleh pemerintah pusat dan daerah. Tentu saja pra-syarat proyek ini adalah penyusunan rencana yang benar-benar komprehensif, terintegrasi dan objektif serta benar-benar memperhitungkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Terakhir, guna mencegah penurunan permukaan tanah DKI Jakarta, harus ada peraturan daerah pelarangan penggunaan air tanah. Saat ini pemerintah DKI baru menerbitkan Peraturan Gubernur No. 38/2017 tentang Pungutan Pajak Air Tanah. Faktor manusia Selain kebijakan struktural di atas, untuk mengurangsi risiko banjir adalah perilaku manusia juga perlu berubah. Komitmen, kedisiplinan, dan keberanian serta terobosan pengambil kebijakan sangat diperlukan–termasuk keberanian untuk menegakkan hukum secara konsisten. Saat sidak ke gedung-gedung di Jalan Sudirman Jakarta tahun 2008, misalnya, pemerintah DKI Jakarta hanya mengirimkan surat teguran kepada salah satu hotel yang melanggar peraturan daerah tentang sumur resapan, instalasi pengolahan limbah, dan pemanfaatan air tanah. Kebijakan dan informasi seperti mitigasi bencana, kesiapsiagaan, peta rawan bencana, rencana evakuasi, peringatan dini harus disosialisasikan kepada masyarakat secara terus menerus. Kita perlu membudayakan kesiapsiagaan bencana. Pendidikan bencana menjadi kunci ketahanan bukan kepasrahan masyarakat menghadapi banjir ke depan. Sikap dan perilaku sadar bencana tidak hanya untuk kesiapsiagaan. Bencana seperti banjir, memerlukan persepsi, kesadaran, kedisiplinan yang terus menerus. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan budaya menjaga lingkungan. Kini kita menunggu keputusan radikal dari pemerintah agar banjir besar seperti pada 1 Januari lalu tidak berulang. Dapatkan kumpulan berita lingkungan hidup yang perlu Anda tahu dalam sepekan. Daftar di sini.
Rizamengatakan perlu waktu lebih dari satu kali masa jabatan untuk menyelesaikan persoalan itu. "Soal banjir rob ini perlu waktu yang cukup, ya. Tidak bisa diselesaikan dalam 1 sampai 5 tahun. Kami perlu punya program yang sudah dilaksanakan (dari tahun sebelumnya)," ujar Riza di Ancol, Jakarta Utara, Ahad, 7 November 2021.
Jakarta - Banjir merupakan bencana alam yang umum terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Tak terkecuali dihadapi oleh Ibu Kota Jakarta. Bencana banjir Jakarta menjadi mimpi buruk bagi warga karena mematikan aktivitas sehari-hari, bahkan sering menelan korban jiwa. Lantas, kapan saja banjir terparah yang pernah melanda wilayah Jakarta?Banjir Terparah di Jakarta Sepanjang SejarahBencana banjir disebabkan oleh faktor alam seperti curah hujan. Di samping itu, banjir juga bisa terjadi karena ulah umat manusia. Restu Gunawan dalam buku bertajuk "Gagalnya Sistem Kanal Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa" menuliskan sejarah banjir dahsyat di Jakarta yang bermula pada 1918. Berikut ini banjir di Jakarta yang terparah sepanjang Banjir Besar Jakarta Pada Awal Tahun 2020Banjir terparah sepanjang sejarah paling baru menerjang Jakarta saat pergantian tahun 2019 ke 2020. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG mencatat, curah hujan ekstrem yang mencapai 377 milimeter mm ialah penyebab utama terjadinya banjir. Angka tersebut menjadi rekor curah hujan tertinggi yang menerpa wilayah Jabodetabek. Akibatnya, sejumlah pemukiman warga dan ruas jalan terendam banjir pada Rabu, 1 Januari buku "Gagalnya Sistem Kanal Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa", tercatat 24 korban meninggal dunia karena hanyut, cedera, hingga tersengat kabel listrik. Ada lebih dari 31 ribu warga mengungsi dan 724 wilayah terdampak pemadaman listrik. Di sejumlah titik, arus lalu lintas pun tidak bisa beroperasi. Banyak kendaraan, baik mobil maupun motor yang terendam banjir, bahkan terseret arus Banjir Ekstrem Jakarta 2018Banjir Jakarta terparah selanjutnya terjadi pada 2018. Banjir ekstrem ini menerjang Kota Jakarta di puncak musim hujan pada 5-15 Februari 2018. Padahal, tingkat keparahan banjir di Jakarta periode 2016 hingga 2018 telah berkurang semenjak perbaikan sistem drainase dan resapan. Namun, banjir masih merendam sebagian wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta data BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta, sekitar 53 RW dari 18 kelurahan di seluruh wilayah Jakarta tergenang banjir. Akibatnya, sekitar warga Jakarta terpaksa harus mengungsi. Selain itu, Kepala BPBD DKI, Jupan Royter, menyampaikan bahwa sepanjang 2018 sebanyak 46 kejadian banjir telah merendam pemukiman Banjir Bandang Jakarta Tahun 2015Banjir besar yang melanda DKI Jakarta sejak 9 Februari 2015 menambah deretan banjir terparah di Jakarta. Tercatat 38 kecamatan terendam banjir. Beberapa kawasan yang diterjang banjir terparah ini di antaranya Kelapa Gading, Mangga Dua, dan warga terdampak banjir dan lainnya mengungsi. Banjir menghentikan sebagian aktivitas warga dan menyebabkan terganggunya lalu lintas hingga KRL. Kerugian akibat banjir ini ditaksir mencapai Rp 1,5 Bencana Banjir Jakarta 2014Banjir terparah juga sempat terjadi pada 2014 silam. Banjir dahsyat ini menenggelamkan sejumlah kecamatan di DKI Jakarta. Pada saat itu, curah hujan mencapai 104 mm per hari. Berdasarkan data yang dihimpun BNPB, total jumlah orang yang tewas di provinsi DKI Jakarta mencapai 23 jiwa. Sebanyak warga terdampak banjir dan jiwa menetap sementara di 253 titik pengungsian. Banjir ini memakan kerugian materi hampir Rp 5 triliun. 5. Banjir Jakarta Tahun 2013 dengan Kerugian TerbesarPada awal 2013, tepatnya 15-21 Januari 2013, Jakarta diterjang musibah banjir besar. Bencana banjir ini diakibatkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur ibu kota sejak akhir Desember 2012. Hal itu diperparah lagi dengan sistem drainase yang buruk dan beberapa tanggul jebol. Sejumlah 20 warga dilaporkan meninggal dunia dan lainnya diungsikan. Kerugian yang ditaksir cukup fantastis, yakni mencapai Rp 20 Bencana Banjir Jakarta Tak Terduga Tahun 2007Iklan Banjir terparah yang melanda ibu kota selanjutnya yakni banjir pada 2007. Banjir periode ini diakibatkan hujan lebat yang disertai sistem drainase yang buruk. Bermula ketika hujan lebat mengguyur Jakarta selama dua hari sejak 1 Februari 2007 malam. Bencana ini menyebabkan 60 persen dari luas wilayah Jakarta tenggelam oleh air. Tragedi ini menelan korban sebanyak 80 jiwa hanya dalam kurun waktu 10 hari. Kerugian banjir tahun tersebut berkisar Rp 4,3 Banjir Jakarta Tahun 2002Salah satu banjir paling parah menerjang Kota Jakarta terjadi pada 2002, tepatnya sejak 27 Januari-1 Februari 2002. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam "Evaluasi dan Analisis Curah Hujan sebagai Faktor Penyebab Bencana Banjir Jakarta" menjabarkan banjir saat itu mencapai ketinggian 5 meter. Sebanyak 24,25 persen wilayah Jakarta, meliputi 42 kecamatan yang terdiri dari 168 kelurahan tergenang air. Tragedi tersebut memakan korban jiwa sebanyak 21 Banjir Jakarta Tahun 1996Banjir terbesar menenggelamkan Jakarta pada 1996, tepatnya pada 9-11 Februari 1996. Tergolong mengerikan, ketinggian air di beberapa kawasan mencapai 7 meter. Sedikitnya 20 orang tewas dan lainnya mengungsi. Selain itu, 529 rumah dilaporkan hanyut terbawa arus air. Kerugian materi akibat bencana banjir ini mencapai Rp 6 Banjir Jakarta Tahun 1979Sejumlah wilayah ibu kota pernah tenggelam akibat banjir bandang pada 1979, tepatnya tanggal 19-20 Januari 1979. Sebanyak warga harus mengungsi saat banjir tersebut menerjang Kota Jakarta. Sebanyak 20 orang dilaporkan hilang. Daerah Pondok Pinang tergenang air setinggi 2,5 meter. Di daerah tersebut tercatat ada 3 orang yang Banjir Jakarta di Era Penjajahan Tahun 1918Banjir terparah di Jakarta pertama kali terjadi pada 1918. Kala itu, Jakarta diguyur hujan selama 22 hari sejak Januari-Februari 1918. Pada 4 Februari, Weltevreden kini menjadi daerah sekitar Lapangan Banteng tergenang air banjir. Wilayah pemukiman Tanah Tinggi, Kampung Lima, Kemayoran Belakang, Glodok, dan daerah-daerah sekitarnya juga turut tenggelam. Saat itu, tinggi air mencapai 1,5 meter di beberapa tadi banjir terparah sepanjang masa yang menerjang kota Jakarta. Ternyata sebelum merdeka, Indonesia sudah dilanda banjir, ya. LALA DITA PANGESTUBaca juga Daftar Lokasi Banjir Jakarta Imbas Hujan Deras
Lihatvideo youtube banjir bandang Wasior Teluk Wondema Papua Barat beberapa waktu lalu. Banjir bandang terjadi tadi pagi di Kecamatan Anyer Kabupaten Serang, Banten Kampung Cilupuy Desa Sindang Karya, dan menghanyutkan dua rumah dan puluhan ternak milik warga. Peristiwa kali ini adalah banjir besar ketiga yang melanda Queensland dalam dua Beberapa waktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 milyar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah surat kabar. Surat tersebut berisi pernyataan terhadap kondisi Jakarta. Menurutnya, Jakarta ternyata tidak seperti kota Metropolitan yang selama ini terlihat megah dalam sinetron. Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta kiriman dari Bogor , orang Bogor membantahnya. Mereka mengatakan bahwa yang membuat kerusakan adalah orang Jakarta sendiri dengan menggusur petani dan membuat vila dan hotel di puncak. Kesimpulan dari tajuk rencana tersebut adalah... KESIMPULANOrang Jakarta mengatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta kiriman dari Bogor, orang Bogor membantahnya. Mereka mengatakan bahwa yang membuat kerusakan adalah orang Jakarta sendiri dengan menggusur petani dan membuat vila dan hotel di puncak. SEMOGA MEMBANTU,, ^_^ KESIMPULAN Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta kiriman dari Bogor, orang Bogor membantahnya. Mereka mengatakan bahwa yang membuat kerusakan adalah orang Jakarta sendiri dengan menggusur petani dan membuat vila dan hotel di puncak. SEMOGA MEMBANTU,, ^_^ dijawab oleh eliteninjamaster Pertanyaan baru di B. Indonesia gabunginlah kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi​ Berikut yang tidak termasuk nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen adalah..A. budaya cara-cara menyusun bahan ceramah kecuali...A. mengenali konteks berarti mengenal peserta ceramah dan situasinyaB. menentukan isu ceramahC. menyusun ke … rangka ceramah yang memuat pokok-pokok materi yang akan diceramahkanD. menghafal bahan-bahan ceramahE. mengumpulkan dan memilih bahan​ penulisan daftar pustaka yang benar adalah....A. Kartini. 1987. habis gelap terbitlah terang. Jakarta balai keraf, gorrys. 1985. Argum … entasi dan narasi. Ende Flores pustaka jayaC. gorrys, keraf. 1985. argumentasi dan narasi. Ende Flores pustaka jayaD. Kridalaksana, harimukti dan kentjano, Joko, seminar bahasa Indonesia 1968, Ende Flores Nusa indah, 1971E. Rosidi ayip, 1977. laut biru langit biru, pustaka jaya, Jakarta​ Perhatikan kalimat di bawah ini 1. wahda menaiki kambing hitam milik Desyani di belakang kebun2. Heni sudah sering makan hati akibat perilaku pacar s … impanannya3. ustad emi Muhaimin telah berhasil menangkap siswa laki-laki yang memakai tangan panjang4. Galang dan Faiz merupakan tangan kanan dari bapak perusahaan5. regisa merasa hanya sebagai sapi peran di kelas XI AKCG6. Dita dan Wiwit masih bau kencur di organisasi Pramuka7. kasus sengketa tanah ini di bawah ke meja hijaukalimat yang bermakna konotasi ditandai dengan nomor.... Banjirdan longsor di Provinsi Jakarta, Banten, dan Jawa Barat hingga Minggu (05/01) pagi menyebabkan setidaknya 60 orang meninggal dunia. BMKG mengatakan hujan ekstrem diprediksi masih akan turun Musyafak, STAF DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANGBanjir yang kerap melanda Ibu Kota saban musim hujan terus berulang. Sejarah mencatat, sejak masih berada di bawah ketiak penjajah dengan nama Batavia, banjir telah menjadi masalah utama Ibu Kota. Tahun 1621, 1654, 1873, dan 1918 adalah tahun-tahun yang buruk dalam rekaman sejarah banjir besar di Batavia. Berlanjut pada dekade belakangan ini, banjir besar yang melanda Jakarta terjadi pada 1979, 1996, 1999, 2002, dan 2007. Kondisi itu disusul dengan banjir-banjir yang setiap tahun nyaris melumpuhkan Ibu Kota hingga saat ini. Maklum jika Adhi Kusumaputra 2010 mengatakan bahwa upaya penanganan banjir di Ibu Kota umurnya nyaris setua dengan usia Jakarta pemerintahan Belanda, banjir di Ibu Kota diurus secara serius. Pada 1850-an, pemerintah kolonial membentuk Burgelijke Openbare Werken sebagai badan khusus untuk mengurusi banjir di Jakarta. Setelah banjir besar pada 1918, upaya penanganan banjir Jakarta tampak mulai direncanakan secara komprehensif. Kanal Banjir Barat KBB yang dibangun pada 1922 adalah artefak hidup hasil kerja Tim Penyusun Rencana Pencegahan Banjir yang dikepalai oleh Profesor Dr Herman van KBB tak mampu meredam banjir dalam jangka waktu lama. Ketika alih fungsi lahan resapan menjadi permukiman kian meluas, KBB tak mampu menampung luapan air di Ibu Kota. Di titik itu juga, ketika banyak situ danau mati dan ditumbuhi permukiman anyar, kekuasaan Kali Ciliwung pun pudar. Nasib Ciliwung tak seindah Sungai Nil di Mesir ataupun Sungai Tigris di Bagdad yang dibanggakan banjir di Jakarta lantas menjadi warisan setiap rezim. Tak hanya Gubernur DKI Jakarta, bahkan Presiden Republik Indonesia turut mengambil peran penting dalam penanggulangan banjir di Ibu Kota. Pada 1965, Sukarno membentuk Komando Proyek Pencegahan Banjir yang populer dengan sebutan Kopro Banjir. Waduk Pluit, Waduk Setiabudi, Waduk Tomang, dan Waduk Grogol, berikut sejumlah polder di Jakarta, adalah buah karya Kopro Banjir. Nahasnya, sebagian waduk dan polder tersebut kini telah Pada 1973, Soeharto mencanangkan proyek perluasan KBB, tapi batal direalisasi. Sebagai gantinya, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membangun Sistem Drainase Cengkareng sebagai jaringan pengendali banjir yang selesai dikerjakan satu dekade upaya-upaya tersebut seolah tak berdaya mencegah banjir yang sudah langganan melanda Ibu Kota. Termasuk pembangunan megaproyek Kanal Banjir Timur KBT, yang didanai secara berjangka pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, hanyalah memperkecil risiko terjadinya banjir sebagai presiden “ahli waris mutakhir” problem banjir di Ibu Kota tentu perlu belajar banyak dari sejarah pencegahan banjir sejak zaman Batavia itu. Proyek penanggulangan banjir di Jakarta bisa dikatakan sebagai masterplan panjang sejak zaman kolonial yang perlu dievaluasi dan diperbarui secara bukan hanya warga Jakarta yang ingin segera membuktikan janji Jokowi sesaat sebelum naik takhta menjadi RI-1, bahwa persoalan banjir akan lebih mudah diatasi jika dia menjadi presiden. * PerubahanIklim Disebabkan Oleh Beberapa Faktor, Ketahui Dampaknya Lebih dari 1.000 Orang Tewas karena Panas Ekstrem di Eropa. Salah satu teori mengatakan tingginya suhu udara di Arktik menyebabkan aliran udara menjadi lambat sehingga kemungkinan menimbulkan fenomena kubah panas. 2. Kekeringan lebih sering.

Bacalah teks berikut dengan saksama! Beberapa waktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 milyar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah surat kabar. Surat tersebut berisi pernyataan terhadap kondisi Jakarta. Menurutnya, Jakarta ternyata tidak seperti kota Metropolitan yang selama ini terlihat megah dalam sinetron. Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta kiriman dari Bogor. Orang Bogor membantahnya. Mereka menyatakan bahwa yang membuat kerusakan adalah orang Jakarta sendiri dengan menggusur petani dan membuat villa dan hotel di yang diungkapkan dalam tajuk rencana tersebut adalah ........A. Banjir melanda Jakarta sehingga menimbulkan banyak Jakarta selama ini terlihat megah dalam Banjir yang melanda Jakarta adalah kiriman dari Masyarakat Jakartalah yang membuat Orang Jakarta menggusur petani membuat vila dan hotel di Puncak.

Beberapawaktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam . Kerugian mencapai 39,5 milyar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah surat kabar. Surat tersebut berisi pernyataan terhadap kondisi Jakarta.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID cqEADzbwhpDjmN0ojQXBBFt5vBmH0G7oFDKQG7NmHeMY65bgWNdD1w==

Beberapawaktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 miliar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah surat kabar. C. Banjir yang melanda Jakarta adalah kiriman dari Bogor D. Masyarakat Jakata-lah yang membuat kerusakan

A. Sepuluh orang meninggal dalam banjir tersebut. B. Seorang penduduk di luar Jakarta menyurati redaksi sebuah kabar. C. Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan kiriman dari Bogor. D. Kerugian mencapai 39,5 milyar rupiah dan sepuluh orang meninggal. E. Beberapa waktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Jawaban dari pertanyaan di atas adalah C. Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan kiriman dari Bogor. Untuk memahami alasannya, simak pembahasan berikut. Teks editorial adalah artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat kabar majalah tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Salah satu ciri teks editorial adalah mengandung opini. Opini adalah adalah suatu sikap atau pendapat seseorang mengenai sebuah keadaan yang pernah ataupun belum terjadi. Opini sangat dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, perspektif, keinginan, sikap, pengalaman, pemahaman, keyakinan setiap individu. Ciri-ciri opini Bersifat subjektif dan biasanya disertai pendapat, saran, dan uraian yang dari pandangan pihak yang dibuktikan peristiwa yang belum pasti mengandung data-data kuantitatif atau data berbentuk angka. Berdasarkan penjelasan di atas, opini pada teks editorial tersebut adalah “Orang Jakarta mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan kiriman dari Bogor.” Kalimat ini bersifat subjektif dan sulit dibuktikan kebenarannya karena tidak mengandung data-data dan bersumber dari pandangan pihak yang berpendapat.
Beberapawaktu yang lalu banjir besar melanda Jakarta. Ribuan rumah tenggelam. Kerugian mencapai 39,5 miliar rupiah dan menelan korban 10 orang meninggal. C. Banjir yang melanda Jakarta adalah kiriman dari Bogor. D. Masyarakat Jakata-lah yang membuat kerusakan. E. Orang Jakarta menggusur petani membuat vila dan hotel di puncak. Jawaban : A.
Dc8dHXJ.
  • ka974f8hj3.pages.dev/462
  • ka974f8hj3.pages.dev/159
  • ka974f8hj3.pages.dev/292
  • ka974f8hj3.pages.dev/208
  • ka974f8hj3.pages.dev/18
  • ka974f8hj3.pages.dev/309
  • ka974f8hj3.pages.dev/156
  • ka974f8hj3.pages.dev/440
  • beberapa waktu yang lalu banjir besar melanda jakarta