Setelahmengetahui berbagai cara Allah mengabulkan doa di atas, semoga kita paham bahwa tidak boleh berburuk sangka kepada Allah SWT. Karena semua yang terjadi atau menimpa kita merupakan yang terbaik. Sehingga kita bisa selalu berbaik sangka kepada Allah SWT dan selalu berikhtiar secara maksimal. Wallahu a'lam. (Red)
Setiap manusia memiliki pengharapan yang demikian tinggi dalam hidup. Ada kalanya bisa menyelesaikan dengan baik, namun tidak sedikit yang berujung kegagalan. Saat seperti ini dibutuhkan doa, permintaan kepada Allah SWT agar hajat terkabul. Tapi tidak semua doa diijabah bahkan tertolak. Berikut lima penyebab tertolaknya doa. Banyak ulama menyatakan bahwa setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah berdasarkan penafsiran mereka terhadap Al-Qur’an, surat al-Mu’min, ayat 60 ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ Artinya Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Namun di sisi lain, para ulama juga sering berbicara tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan tertolaknya doa sebagaimana Rasulullah sendiri pernah mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai. Artinya sebetulnya tidak setiap doa pasti dikabulkan karena ada sebab-sebab tertentu yang menghalanginya. Sehubungan dengan itu, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya Nafaisul Uluwiyyah fi al-Masail al-Sufiyyah Dar al-Hawi, cetakan I, 2003, halaman 197 menjelaskan ada lima perkara yang merintangi terkabulnya doa sebagai berikut وَ مَنْ لَا يُسْتَجَابُ لَهُ لِمَوَانِعَ وَ عَوَارِضَ، قَدْ تَعَرَّضَ لَهُ فَمِنْ ذالِكَ أَكْلُ اْلحَرَامِ وَلُبْسُهُ وَلِإِصْرَارِ عَلىَ ظُلْمِ اْلعِبَادِ، وَالدُّعَاءُ مع اْلغَفْلَةِ عَنِ اللهِ، لِقَوْلِهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ "وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافلٍ". وَ مِنْهَا أَنْ يَكُوْنَ قَاطِعًا لِأَرْحَامِهِ مُشَاحِناً لِبَعْضِ إِخْوَانِهِ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَهَاجِرًا لَهُمْ بِغَيْرِ حَقٍّ. Artinya Doa seseorang bisa saja tidak dikabulkan oleh Allah karena terhalang rintangan-rintangan tertentu seperti makan makanan haram, memakai pakaian haram, tak henti-hentinya menzalimi orang lain, atau doa itu dipanjatkan dengan hati yang lalai terhadap Allah sebagaimana disinggung Rasulullah Ketahuilah oleh kalian semua, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai’. Atau rintangan itu karena telah memutuskan tali silaturrahim, membenci saudaranya sesama mukmin dan tidak berbicara dengan mereka tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima perkara yang dapat merintangi terkabulnya doa sebagai berikut 1. Makan dan Mengenakan Pakaian Haram Darah dan daging kita berasal dari apa yang kita makan. Doa orang yang darah dan dagingnya berasal dari rezeki yang haram akan merintangi doa itu sampai kepada Allah. Demikian pula apabila pakaian merupakan barang haram, maka Allah akan menolak doa. Oleh karena itu siapa pun yang menginginkan doanya diterima Allah, maka hendaklah menjauhkan diri dari mengkonsumsi dan memakai barang-barang haram, baik haram karena dzatnya atau karena proses mendapatkannya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai barikut ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ Artinya Nabi shallallahu alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya? HR Muslim. 2. Gemar Berbuat Dzalim Allah sangat memperhitungkan perbuatan dzalim seseorang kepada orang lainnya sebagaimana hal ini dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu anhu sebagai berikut وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لا يَتْرُكُهُ الله فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا حَتَّى يُدَبِّرَ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ. Artinya Adapun kedzaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya. Hadits ini sangat penting untuk diperhatikan terutama bagi mereka yang merasa doa-doanya banyak yang belum dikabulkan oleh Allah selama ini. Bisa jadi penyebabnya adalah karena mereka sering berbuat zalim kepada orang lain dan belum menyelesaikannya baik secara moral seperti memohon maaf, maupun secara hukum seperti menyelesaikan masalahnya sesuai yang dijanjikan atau menurut kesepakatan bersama. 3. Hatinya Lalai kepada Allah Yang dimaksud hati yang lalai terhadap Allah adalah orang yang melupakan Allah dari kehidupan akhirat dengan meninggalkan yang diperintahkan dan melakukan larangan. Kelalaian seperti ini akan menjadi rintangan bagi terkabulnya doa sebagaimana hadits Rasulullah وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ Artinya Ketahuilah oleh kalian semua, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai. HR at-Tirmidzi. 4. Memutus Silaturahim Menyambung silaturahim adalah perintah Allah sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا Artinya Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. QS An-Nisaa’1 Oleh karena itu orang-orang yang memutus silaturahim dengan adalah sama saja dengan orang-orang yang lalai terhadap perintah Allah SWT. Dengan demikian doa-doa mereka terkendala oleh persoalan silaturahim ini. 5. Membenci Sesama Muslim Demikian juga tidak berbicara dengan mereka tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Karena membenci kepada sesama muslim bertentangan dengan larangan-larangan sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah berikut ini لاَ تَبَاغَضُوا ، وَلاَ تَحَاسَدُوا ، وَلاَ تَدَابَرُوا ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ Artinya Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling memutuskan hubungan. Wahai hamba-hamba Allah, hendaklah kalian bersaudara. Seorang muslim tidaklah dihalalkan untuk mendiamkan sesama muslim lebih dari tiga hari. HR Al-Bukhari dan Muslim. Sangat jelas bahwa membenci sesama muslim hingga putus komunikasi selama tiga hari saja sudah merupakan pelanggaran terhadap larangan agama. Pelanggaran semacam ini menunjukkan lalainya hati dari menaati perintah dan larangan yang bisa berakibat tertolaknya doa hingga Allah tidak mengabulkannya.
Adaempat hal yang menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah, salah satunya tergsa-gesa atau doa yang dipanjatkan mengandung dosa. Berikut ini 4 Penghalang Terkabulnya Doa seperti dikutip Islam.nu.or.id. 4 Penghalang Terkabulnya Doa: 1. Makanan, minuman, atau pakaian yang haram
Tidak setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu wataâla. Hal ini disebabkan sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagaimana disinggung oleh Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya berjudul Hasyiatus Shawi ala Tafsiril Jalalain Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2017, Juz 3, hal. 392 sebagai berikut بان الدعاء له شروط، فإذا تخلف بعضها تخلف الإجابArtinya, “Sesungguhnya, ada syarat-syarat bagi terkabulnya doa. Maka ketika sebagian syarat tidak terpenuhi, doa tak akan diijabah.”Persyaratan terkabulnya doa meliputi dua hal, yakni persyaratan yang melekat pada manusia dan persyaratan yang melekat pada Allah subhanahu wataâla. Persyaratan yang melekat pada manusia, berdasarkan beberapa nash di dalam Al-Qur’an dan hadits Rasululullah, antara lain adalah ikhlas, mengikuti petunjuk Rasulullah, mempercayai bahwa Allah akan mengabulkan, dan doa itu dipanjatkan dengan hati yang khusyu’ serta penuh harap kepada juga • Kenapa Doa itu Sangat Penting?• Pengertian Doa Pasti Terkabul dalam Kajian AqidahSedangkan persyaratan yang melekat pada Allah adalah kehendak-Nya sendiri sebagai penguasa alam. Artinya suatu doa hanya bisa terkabul jika Allah berkenan mengabulkannya. Hal ini berdasarkan penjelasan Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syafií Al-Baijuri dalam menafsirkan ayat 41, surat Al-An’am فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ “Maka Dia hilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya jika Dia menghendak.” على أن الإجابة مقيدة بالمشيئة كما يدل عليه قوله تعالى فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ فهو مقيد لإطلاق الآيتين السابقين فالمعنى ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إن شئت وأجيب دعوة الداعي إن شئتArtinya“Sesungguhnya ijabah atau pengabulan sebuah doa terikat dengan kehendak-Nya sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah yang berbunyi Maka Dia hilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya jika Dia menghendaki.’ Pengabulan doa ini terikat pada kemutlakan dua ayat sebelumnya. Oleh karena itu makna dari Mintalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkan’ itu jika Aku menghendakinya, dan aku kabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-Ku, jika aku menghendakinya.” Lihat Tuhfatul Murid, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Cetakan ke-2, 2003, hal. 171. Jadi sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika Ia menghendaki. Jika sebuah doa, sekalipun sudah memenuhi persyarat-persyaratan yang melekat pada manusia dan juga telah sesuai dengan adab berdoa, jika Allah tidak berkenan menghendakinya, maka doa itu tidak akan terkabul. Justru di sinilah Allah menunjukan salah satu bukti Qudrat dan Iradah-Nya. Bagaimanapun Allah adalah Penguasa Tunggal atas Seluruh Alam Raya yang tak satupun makhluk dapat memaksa-Nya. Contoh doa yang tidak dikabulkan oleh Allah adalah dua permohonan Rasulullah sebagaimana disampaikan oleh KH Abdul Nashir Fattah, Rais Syuriah PCNU Jombang, dalam kisah Hikmah berjudul “Dua Permohonan Nabi SAW yang Tidak Terkabul” NU Online, 18 Februari 2016.Kedua doa itu adalah, pertama, permohonan beliau agar umat beliau kelak tidak ber-hizb-hizb berpartai-partai, ber-firqah-firqah berkelompok-kelompok, dan berpecah belah. Kedua, agar umat beliau kelak satu dengan yang lainnya tidak saling membunuh. Kedua doa itu merupakan penjabaran dari satu doa Rasululah yang tak dikabulkan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam penggalan hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah berikut iniإني صليت صلاة رغبة ورهبة ، سألت الله ، عز وجل ، ثلاثا فأعطاني اثنتين ، ومنعني واحدة . سألته ألا يهلك أمتي غرقا ، فأعطاني وسألته ألا يظهر عليهم عدوا ليس منهم ، فأعطانيها . وسألته ألا يجعل بأسهم بينهم ، فردها ”Aku melakukan shalat raghbah penuh harap dan rahbah takut kepada-Nya, dalam shalatku itu aku memohon kepada Allah tiga perkara. Dia mengabulkan dua perkara sedangkan satunya lagi tidak dikabulkan. Aku memohon agar umatku tidak binasa oleh bencana kelaparan, maka Dia mengabulkan permohonan ini. Aku memohon agar umatku tidak dikuasai oleh musuh dari luar mereka, Dia pun mengabulkannya. Namun ketika aku memohon agar umatku tidak merasakan kekejaman di antara sesamanya, Dia Allah tidak mengabulkannya.” Sejarah telah mencatat bahwa umat Islam sepeninggal Rasulullah mengalami perpecahan dan bahkan saling bunuh di antara kelompok-kelompok, terutama setelah meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan radliyallahu 'anhu. Menurut KH Abdul Nashir Fattah, aksi saling bunuh di antara umat Islam akan terjadi terus hingga akhir zaman. Hal ini terbukti, misalnya, dengan pecahnya konflik dan perang saudara di negara-negara Timur Tengah hingga saat ini. Di Indonesia aksi terorisme juga banyak merenggut jiwa orang-orang Islam yang tidak berdosa. Selain itu, ada satu lagi harapan Rasulullah yang tidak pernah terwujud. Beliau sangat berharap agar Abu Thalib, paman beliau, memeluk Islam dengan beriman kepada Allah. Namun harapan dan upaya beliau mendorong sang paman memeluk Islam tersebut mendapat jawaban dari Allah sebagaimana termaktub dalam Surat al-Qashash, ayat 56 sebagai berikut إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُArtinya “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya”.Jika terhadap Rasulullah saja, Allah tidak mengabulkan setiap doa beliau, apalagi terhadap kita-kita manusia biasa yang penuh dengan dosa. Oleh karena itu, pemahaman bahwa setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah yang bersumber pada pemahan terhadap surat Al-Mu’min, ayat 60, di dalam Al-Quran, yang berbunyi ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ, perlu diperbaiki. Terjemahan ayat ini bermasalah jika berbunyi “Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” Letak permasalahannya adalah pada penyertaan kata “niscaya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online kata tersebut memiliki persamaan makna dengan kata “pasti”. Oleh karena secara faktual tidak setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah, maka ayat tersebut cukup diterjemahkan “Berdoalah kalian kepada-Ku, Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” Jadi kalimat dalam ayat tersebut harus dipahami sebagai kalimat bersyarat bahwa sesuatu akan terjadi jika persyaratan dipenuhi. Dalam hal ini Allah akan mengabulkan doa seorang hamba jika persyaratan yang melekat padanya dipenuhi, terlebih persyaratan yang melekat kepada Allah sendiri, yakni kehendak-Nya. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syafií Al-Baijuri sebagaimana telah diuraikan di atas. Namun demikian, kata “niscaya” tetap dapat diterima atau disertakan dalam terjemahan ayat ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ dengan catatan kata أَسۡتَجِبۡ tidak diterjemahkan “niscaya Aku kabulkan” tetapi “nisaya Aku jawab”. Kalimat “nicaya Aku kabulkan” mengandung makna bahwa suatu permintaan pasti dipenuhi seperti apa yang diinginkan seseorang. Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Sedangkan kalimat “nicaya Aku jawab” mengandung makna bahwa suatu doa atau permintaan pasti dijawab oleh Allah dengan berbagai bentuk kemungkinan seperti pengabulan sepenuhnya atau sebagaian saja, atau diganti dengan hal lain yang lebih bermanfaat, atau ditunda pemenuhannya hingga waktu yang tepat, atau malahan ditolak seperti apa yang dialami oleh Rasulullah ketika beliau memohon agar umatnya tidak merasakan kekejaman di antara sesamanya. Kesimpulannya, semua doa pasti dijawab oleh Allah tetapi tidak setiap doa pasti dikabulkan-Nya sebab ada kalanya Allah tidak berkenan mengabulkan sebuah doa. Oleh karena itu setiap doa hendaknya kita ikuti dengan sikap tawakal kita kepada Allah sebab Dia-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya. Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
u9P5s0Z. ka974f8hj3.pages.dev/66ka974f8hj3.pages.dev/198ka974f8hj3.pages.dev/414ka974f8hj3.pages.dev/156ka974f8hj3.pages.dev/47ka974f8hj3.pages.dev/27ka974f8hj3.pages.dev/194ka974f8hj3.pages.dev/400
mengapa tidak semua doa yang dipanjatkan selalu dikabulkan allah jelaskan